Secara bahasa, pengertian optimis, ikhtiar, dan tawakal adalah:
- Optimis: Memiliki pengharapan yang baik, meyakini bahwa hal yang baik akan terjadi.
- Ikhtiar: Usaha, upaya, atau syarat untuk mencapai maksud.
- Tawakal: Pasrah atau berserah diri kepada kehendak Allah SWT.
Penjelasan:
Pembahasan mengenai optimis, ikhtiar, dan tawakal tidak bisa dilepaskan dari rukun iman yang terakhir, yaitu iman kepada qada dan qadar.
Ulama sedikit berbeda pendapat mengenai arti qada dan qadar, namun salah satu pengertian qada dan adar yang cukup mudah dicerna adalah penjelasan dari Al-Jurjani:
“Perbedaan antara qadar dan qadha, bahwa qadha bentuknya ketetapan adanya seluruh makhluk yang tertulis di al-Lauh al-Mahfudz secara global. Sementara qadar adalah ketetapan adanya makhluk tertentu, setelah terpenuhi syarat-syaratnya. “
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa qada adalah ketetapan umum yang digariskan sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah “realisasi” dari qada, setelah terpenuhi syarat-syaratnya. Artinya, meskipun kita sudah punya qada, kita tetap harus berusaha untuk memenuhi syarat terjadinya qada itu.
Maka agma kita lantas memerintahkan kita untuk bersikap optimis, karena orang yang tidak optimis biasanya akan malas berikthiar. Dengan menanamkan optimisme, maka seseorang akan tergerak untuk berikhtiar. Namun ingat, karena takdir kita sudah ada batasannya (qada), maka kita harus bertawakal, yaitu menyerahkan hasil kepada Allah SWT.