Apa Itu Manhaj? Pengertian dan Konsep
Halo pembaca yang budiman! Kali ini kita akan membahas hal yang sedikit berbeda dari topik biasanya. Kamu mungkin sudah sering mendengar istilah “manhaj”, tapi apakah kamu tahu apa artinya dan konsepnya? Bagi yang belum tahu, jangan khawatir. Kita akan membahas semuanya secara detail dan mudah dipahami. Simak terus artikel ini ya!
Apa Itu Manhaj
Manhaj adalah sebuah konsep dalam Islam yang merujuk pada metode atau pendekatan dalam melakukan atau memahami sesuatu.
Dalam konteks keislaman, manhaj dapat dikaitkan dengan tiga hal utama yaitu, Manhaj Qur’ani, Manhaj As-Sunnah, dan Manhaj Salaf. Kelompok-kelompok yang berdiri di atas manhaj tersebut biasanya menetapkan prinsip-prinsip atau aturan-aturan tertentu untuk mengatur pengamalan ajaran Islam yang dilakukan oleh pemeluknya.
Manhaj Qur’ani
Manhaj Qur’ani berkaitan dengan cara memahami ajaran-ajaran Islam yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Berbeda dengan Manhaj As-Sunnah dan Manhaj Salaf yang mengandalkan pemahaman ulama atau para sahabat Nabi, Manhaj Qur’ani ini memberikan penekanan lebih pada interpretasi langsung terhadap ayat-ayat Al-Qur’an
Pengikut Manhaj Qur’ani percaya bahwa Al-Qur’an harus menjadi satu-satunya sumber pedoman dan rujukan dalam menjalankan ajaran Islam. Mereka cenderung skeptis terhadap pemahaman dan penafsiran ulama, dan lebih suka menafsirkan Al-Qur’an dengan menggunakan akal dan logika baik secara individual atau kolektif.
Manhaj As-Sunnah
Manhaj As-Sunnah adalah sebuah metode yang mencakup segala aspek dalam kehidupan Islam dari ritual-ritual ibadah hingga adab-adab bergaul bersama sesama umat Islam.
Pengikut Manhaj As-Sunnah mengutamakan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam berdasarkan cara hidup Nabi Muhammad saw atau sunnahnya, serta pemahaman para sahabat Nabi. Manhaj ini seringkali dianggap sebagai manhaj yang memiliki keterhubungan historis terhadap Islam di Timur Tengah, terutama di wilayah Arab Saudi.
Manhaj Salaf
Manhaj Salaf berarti metode dalam mengamalkan Islam yang diwarisi dari para salafus shalih atau generasi jamaah awal Islam. Seperti Manhaj As-Sunnah, Manhaj Salaf menganggap pemahaman para sahabat Nabi dan generasi-generasi yang hidup awal sebagai sumber utama dalam memahami Al-Qur’an dan menjalankan ajaran Islam.
Manhaj Salaf seringkali ditonjolkan oleh kalangan Salafy, yaitu kelompok yang berusaha kembali pada pemahaman Islam sepenuhnya sesuai dengan generasi awal Islam. Kelompok ini mengutamakan pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an dan As-Sunnah berdasarkan pandangan generasi awal Islam tanpa bantuan pemahaman ulama yang terjadi di masa selanjutnya.
Dalam praktiknya, Manhaj Salaf seringkali terkait dengan tuntutan perubahan politik dan sosial di negara-negara Islam, terutama negara yang dianggap tidak menjalankan ajaran Islam sepenuhnya.
Di Indonesia, para pengikut Manhaj Salaf mendirikan pesantren atau madrasah yang membentuk para santri dengan pola didik yang ketat dan disiplin. Pesantren-pesantren Salafy terkenal dengan pengajaran tentang nash-nash atau dalil Ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta ajaran dalam menyikapi perbedaan dan pluralisme.
Kesimpulannya, Manhaj adalah sebuah metode atau pendekatan dalam melakukan atau memahami ajaran Islam yang diwarisi dan disusun dari generasi ke generasi. Ada tiga metode utama dalam Manhaj yaitu Manhaj Qur’ani, Manhaj As-Sunnah, dan Manhaj Salaf. Tiap-tiap manhaj tersebut memiliki ciri khas dan prinsip yang berbeda-beda, tergantung pada interpretasi dan pemahaman yang diadopsi oleh para pengikutnya.
Berbagai Jenis Manhaj di Dalam Islam
Manhaj merupakan salah satu istilah dalam Islam yang sering dibahas dalam sebuah kajian. Ada beberapa jenis manhaj yang sering dibicarakan, antara lain Salafi dan Ikhwani. Namun, sebenarnya, terdapat banyak jenis manhaj lainnya yang juga layak untuk diketahui. Berikut ini beberapa jenis manhaj yang sering dibahas dalam kajian Islam.
1. Manhaj Salafi
Manhaj Salafi merupakan manhaj yang berasal dari kata “Salaf” atau para pendahulu. Manhaj ini mengajarkan agar manusia kembali ke zaman salafus shalih atau masa kejayaan Islam yang terdapat pada masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Hal tersebut merupakan tujuan utama dari manhaj ini. Manhaj ini juga mengajarkan untuk mengikuti Al-Quran dan hadits secara literal atau sesuai dengan makna yang sebenarnya. Cara ini akan membuat umat Islam kembali ke akar permasalahan dan menjauhkan dari pengaruh-pengaruh modernisasi yang tidak sesuai dengan Islam.
2. Manhaj Ikhwani
Manhaj Ikhwani merupakan manhaj yang mengedepankan gerakan dakwah dalam Islam. Manhaj ini berfokus pada pergerakan sosial yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan masyarakat dan kemajuan umat Islam. Salah satu hal yang menjadi fokus dari manhaj ini adalah peningkatan moralitas manusia yang didasarkan pada ajaran Islam. Hal ini dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk bergabung dalam pergerakan sosial yang mengacu pada ajaran Islam untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
3. Manhaj Syi’ah
Manhaj Syi’ah merupakan manhaj yang mengajarkan agar manusia mengikuti ajaran dan kebijaksanaan dari para Imamiyah. Manhaj ini menyebutkan bahwa para Imamiyah adalah penerus Rasulullah SAW dan memiliki otoritas tertinggi dalam masalah hukum dalam Islam. Oleh karena itu, manhaj Syi’ah sangat menghargai keberadaan para Imamiyah dan selalu mengikuti perintah dan petunjuk mereka dalam menjalankan ajaran Islam.
4. Manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah
Manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan manhaj yang mengajarkan bahwa untuk dapat memahami ajaran Islam dengan benar, harus mengikuti ajaran dan praktik dari para sahabat Rasulullah SAW. Manhaj ini juga mengajarkan bahwa pengertian harus berdasarkan Al-Quran dan Hadits secara jelas dan terperinci. Hal ini membuat manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah menjadi salah satu manhaj yang paling dipercaya dalam praktik keagamaan Islam.
Itulah beberapa jenis manhaj yang sering dibahas dalam kajian Islam. Namun, sebenarnya, masih banyak lagi jenis manhaj lainnya yang dapat dipelajari. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, sangatlah penting untuk mempelajari berbagai jenis manhaj tersebut demi memperdalam pemahaman tentang Islam.
Perbedaan Pendekatan Manhaj dalam Islam
Manhaj adalah metodologi atau pendekatan dalam memahami ajaran Islam. Dalam Islam terdapat beragam manhaj yang berbeda, seperti manhaj Salafi, manhaj Syiah, manhaj Ahlul Bait, dan masih banyak lagi. Setiap manhaj memiliki ciri khasnya masing-masing, dan bisa menghasilkan pemahaman yang berbeda dalam memahami ajaran Islam.
1. Manhaj Salafi
Manhaj Salafi adalah salah satu manhaj yang paling terkenal dalam Islam. Manhaj Salafi menekankan pada pentingnya kembali ke akar-akar Islam atau salaf (generasi pertama Islam) dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Manhaj Salafi juga menekankan pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan pemahaman para salaf, dan menolak praktek-praktek atau pemahaman yang tidak sesuai dengan pemahaman para salaf.
Manhaj Salafi juga menekankan pentingnya dalam mengamalkan ajaran Islam dengan cara yang benar dan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Selain itu, Manhaj Salafi juga mengutamakan pemahaman Islam yang bersifat literal atau harfiah, sehingga menolak tafsir-tafsir alegoris atau maknawi.
2. Manhaj Syiah
Manhaj Syiah merupakan salah satu manhaj yang paling terkenal di dunia Islam. Manhaj Syiah menempatkan pentingnya pengakuan atas kepemimpinan beberapa tokoh agama yang dinilai memiliki kualifikas kepemimpinan, yaitu Tiga Belas Imam atau Ahlul Bait. Manhaj Syiah menekankan pengakuan kepemimpinan ini sebagai suatu prinsip dasar dalam memahami ajaran Islam.
Manhaj Syiah juga menekankan pentingnya peran imam dalam menginterpretasikan ajaran-ajaran Islam, karena dipandang sebagai penjaga ajaran-ajaran Islam yang benar. Manhaj Syiah mengutamakan pemahaman Islam yang bersifat maknawi, dan menerima tafsir-tafsir alegoris atau metaforis. Selain itu, Manhaj Syiah juga mempunyai kitab-kitab hadis yang berbeda dengan riwayat hadis yang dimiliki manhaj-manhaj lainnya.
3. Manhaj Ahlul Bait
Manhaj Ahlul Bait juga merupakan salah satu manhaj yang paling terkenal di dunia Islam. Manhaj Ahlul Bait menekankan pentingnya pengakuan atas kepemimpinan keluarga Rasulullah SAW, yaitu keluarga Ali bin Abi Thalib yang tergabung dalam kelompok Ahlul Bait. Manhaj Ahlul Bait mengutamakan pemahaman Islam yang bersifat kekeluargaan, sehingga menekankan pentingnya peran keluarga Ahlul Bait dalam memperkuat hubungan kekeluargaan yang mengakar dalam Islam.
Manhaj Ahlul Bait menekankan pentingnya mengamalkan ajaran Islam dengan cara-cara yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, dan menolak praktek-praktek Islam yang bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Manhaj Ahlul Bait mengutamakan pemahaman Islam yang bersifat akar-akar, sehingga mendorong pengkajian ajaran Islam secara mendalam dan benar.
Kesimpulannya, beragam manhaj dalam Islam memiliki ciri khas dan perbedaan yang mendasar dalam memahami ajaran Islam. Setiap manhaj memiliki perspektif sendiri dalam memandang dan mempraktikkan ajaran Islam, dan penting bagi kita untuk memahami perbedaan ini dan menjalin perspektif pemahaman yang saling menghargai untuk mencapai tujuan umum, yaitu memperkuat akhlak, moral, dan keimanan dalam Islam.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Menggunakan Manhaj
Manhaj merujuk pada metode atau pendekatan dalam memahami agama. Dalam Islam, penggunaan manhaj sering kali dijadikan sebagai panduan untuk memahami Qur’an dan Sunnah. Ada banyak manhaj yang digunakan oleh para ulama, seperti manhaj Salafi, manhaj Syiah, manhaj Ahlussunnah wal Jamaah, dan masih banyak lagi.
Meski manhaj memiliki kelebihan dalam memudahkan pemahaman, namun di sisi lain, penggunaan manhaj juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan manhaj:
Kelebihan
1. Mempermudah Pemahaman
Menggunakan manhaj dapat mempermudah dalam memahami suatu konsep. Hal ini karena manhaj mengikuti aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Dalam pemahaman agama, manhaj dapat membantu seseorang untuk memahami ayat-ayat Qur’an dan hadis secara lebih sistematis dan terorganisir.
2. Menghindari Tafsiran Keliru
Dalam mengamalkan ajaran agama, penggunaan manhaj dapat membantu kita untuk menghindari tafsiran keliru. Manhaj memiliki pedoman yang jelas dan diikuti oleh para ulama dan ahli ilmu agama. Dengan mengikuti manhaj, kita dapat memastikan tafsiran kita sesuai dengan pemahaman yang benar dan berlandaskan pada referensi yang sahih.
3. Melindungi Agama dari Penyimpangan
Penggunaan manhaj dapat melindungi agama dari penyimpangan. Manhaj biasanya dibuat oleh para ulama yang sudah ahli dalam bidang agama. Dengan mengikuti manhaj, maka ada jaminan bahwa kita mengamalkan ajaran agama dengan benar dan tidak menyimpang dari ajaran yang sebenarnya.
Kekurangan
1. Memiliki Tafsiran Terbatas
Meski manhaj bisa mempermudah pemahaman, namun di sisi lain, manhaj juga memiliki batasan. Manhaj bisa memandu kita dalam memahami konsep agama, namun terkadang manhaj hanya fokus pada satu sudut pandang saja dan mengabaikan sudut pandang yang lain. Hal ini bisa membuat kita memahami suatu konsep dalam batasan yang sempit.
2. Mengikat Pemahaman
Penggunaan manhaj bisa mengikat pemahaman. Kita terkadang tidak leluasa dalam menginterpretasikan ayat-ayat Qur’an dan hadis secara bebas. Kita harus mengikuti manhaj yang sudah ditetapkan oleh para ulama dan ketika kita menemukan pemahaman yang berbeda, maka kita mungkin akan merasa kesulitan untuk menerima dan memahami sudut pandang yang berbeda.
3. Potensi Kesalahan Manusia
Penggunaan manhaj juga memiliki potensi kesalahan manusia. Manhaj biasanya dibuat oleh manusia dan di dalamnya terdapat interpretasi manusia. Oleh karena itu, ada potensi kesalahan dalam penggunaan manhaj. Kesalahan manusia bisa terjadi apabila seseorang salah memahami dan menginterpretasikan manhaj.
Dari beberapa kelebihan dan kekurangan di atas, kita bisa memahami bahwa penggunaan manhaj dalam memahami agama memiliki sisi positif dan negatif. Namun, hal yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengambil manfaat dari penggunaan manhaj tanpa terjebak dalam kekurangan-kekurangan yang ada. Penggunaan manhaj sebaiknya dilakukan dengan bijak dan kritis, sehingga kita bisa memaksimalkan manfaat yang diperoleh.
Bagaimana Memilih Manhaj yang Tepat dalam Menuntut Ilmu Islam
Memilih manhaj yang tepat merupakan hal yang penting dalam menuntut ilmu Islam. Manhaj adalah cara atau metodologi dalam memahami berbagai macam aspek keagamaan, mulai dari tafsir Al-Quran, hadis, hingga fikih. Penentuan manhaj yang benar akan sangat mempengaruhi cara seseorang beribadah dan bertindak dalam menyikapi berbagai persoalan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa langkah dalam memilih manhaj yang tepat:
1. Memahami Konsep Manhaj
Sebelum memilih manhaj yang tepat, pertama-tama kita harus memahami dulu konsep manhaj itu sendiri. Manhaj merupakan suatu cara pandang yang sistematis dalam memahami keagamaan Islam. Dalam konsep manhaj ini terdapat tiga hal penting, yaitu:
a. Sumber-sumber Hukum Islam : Tafsir Al-Quran, Hadis, Akidah, Fikih, Sejarah Islam dll
b. Metode Pengambilan Hukum : Aliran Haraki , Aliran Bardhah, Aliran Salafi, dll.
c. Aplikasi Hukum : Kitab-kitab hukum seperti Bulughul Marom, Jauhar fiqih, dll.
Ketiga hal tersebut menjadi dasar bagi seseorang untuk menentukan pilihan pada manhaj tertentu.
2. Berdiskusi dan Mencari Tahu Manhaj yang Sesuai
Dalam menentukan manhaj yang sesuai, terkadang bisa membingungkan. Karena itu, berdiskusi dengan orang yang sudah berpengalaman di bidang keagamaan akan sangat membantu. Carilah informasi dan referensi tentang manhaj tersebut, dan diskusikan dengan para ahli agar dapat memahami secara lebih mendalam.
3. Melihat Komitmen dan Konteks Sosial Budaya yang Ada
Komitmen pada suatu manhaj juga harus menjadi pertimbangan ketika menentukan pilihan. Sebagai seorang muslim, tentunya kita ingin memilih manhaj yang sesuai dengan komitmen kita dalam mengamalkan agama Islam. Namun, kita juga harus memperhatikan konteks sosial budaya setempat agar tidak menimbulkan gesekan di dalam masyarakat.
4. Memperhatikan Kelebihan dan Kekurangan dari Setiap Manhaj
Tidak ada manhaj yang sempurna, setiap manhaj memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, sebelum memilih manhaj yang tepat, perlu kita lihat terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan dari setiap manhaj tersebut. Dalam hal ini, kita bisa melihat kredibilitasnya, konsistensi, dan relevansi dengan kondisi zaman sekarang.
5. Memastikan Manhaj yang Dipilih Berdasarkan Dari Al-Quran dan Hadis
Setiap manhaj yang dipilih haruslah berdasarkan dari Al-Quran dan Hadis. Al-Quran dan Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, sehingga setiap pengambilan keputusan dalam menentukan manhaj haruslah berdasarkan pada dua sumber utama tersebut. Sebuah manhaj yang baik haruslah memiliki ketaatan pada ajaran Al-Quran dan Hadis.
Demikianlah lima langkah dalam memilih manhaj yang tepat dalam menuntut ilmu keislaman. Kita harus memahami konsep manhaj, berdiskusi dengan orang yang ahli, memperhatikan konteks sosial budaya, memperhatikan kelebihan dan kekurangan, serta memastikan manhaj yang dipilih berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Dengan begitu, kita dapat menentukan manhaj yang tepat dalam menuntut ilmu Islam yang sesuai dengan pemahaman kita dan tujuan dari menuntut ilmu Islam itu sendiri.