...

Pengertian Marginal dan Contoh Penggunaannya

Selamat datang di artikel tentang pengertian marginal dan contoh penggunaannya. Mungkin Anda pernah mendengar kata “marginal” ketika mendengarkan pembicaraan ekonomi. Marginal dapat diartikan sebagai tambahan kecil atau perubahan dalam jumlah tertentu. Dalam dunia ekonomi, pengertian marginal juga seringkali digunakan untuk memahami konsep perubahan nilai atau manfaat terhadap perubahan jumlah barang atau jasa. Mari kita pelajari lebih dalam pengertian marginal dan contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.


Apa Itu Marginal

Marginal adalah konsep penting dalam ilmu ekonomi. Secara umum, istilah marginal mengacu pada perubahan tambahan yang terjadi dalam sebuah kegiatan atau produksi ketika satu unit dari sumber daya diberikan atau digunakan. Dengan kata lain, marginal mengukur seberapa efisien atau produktif kita menggunakan tambahan unit sumber daya.

Ketika bicara tentang margin, biasanya kita memikirkan margin keuntungan. Namun, konsep marginal bisa diaplikasikan dalam banyak hal di kehidupan termasuk menyusun anggaran, mengambil keputusan pengeluaran, atau melakukan perubahan dalam strategi bisnis.

Jadi, apa itu marginal dalam detail? Bagaimana konsep ini dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih baik?

Marginal Cost

Marginal cost mengacu pada biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan produk atau layanan. Ketika biaya marginal diperhitungkan dalam perhitungan keuntungan, kita bisa mempertimbangkan apakah biaya tambahan tersebut akan mempengaruhi keuntungan yang dihasilkan.

Misalnya, sebuah toko roti sedang mempertimbangkan untuk membuat satu roti tambahan. Biaya produksi untuk membuat satu roti tambahan tersebut adalah Rp 500. Jika toko menjual roti itu dengan harga Rp 1000, maka biaya marginal produk tersebut adalah Rp 500 dan laba hasil dari penjualan roti tersebut adalah Rp 500.

Dalam kasus ini, toko roti bisa mempertimbangkan untuk menambah produksinya jika harga di pasar lebih tinggi daripada biaya marginal yang diperlukan untuk membuat produk baru tersebut.

Marginal Revenue

Marginal revenue adalah perubahan pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualan satu unit tambahan dari sebuah produk atau layanan. Perhitungan marginal revenue ini sangat berguna bagi para pengusaha yang ingin meningkatkan laba dari penjualan produk atau layanan.

Contoh penggunaan marginal revenue adalah ketika toko roti tersebut ingin mengetahui harga terbaik yang harus mereka tetapkan untuk roti tersebut agar dapat meningkatkan penghasilan mereka. Dalam kasus ini, mereka akan mempertimbangkan mengurangi harga produk mereka jika ternyata harga lebih tinggi daripada biaya marginal yang diperlukan untuk membuat produk baru tersebut. Sebaliknya, jika mereka menjual produknya dengan harga lebih rendah dari biaya marginal, maka mereka akan rugi.

Marginal Utility

Marginal utility adalah kepuasan tambahan yang diperoleh dari konsumsi setiap unit tambahan dari sebuah produk. Konsumen biasanya akan terus menerima keuntungan tambahan dari setiap unit konsumsi selama utilitas marginal dari produk tersebut lebih besar dari biaya tambahan yang diperlukan untuk membelinya.

Contoh penggunaan marginal utility adalah ketika seorang konsumen ingin membeli sebuah barang dan ia harus menyeimbangkan utilitas marginal dari barang tersebut dengan uang yang harus ia keluarkan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mengambil keputusan tertentu atau melakukan perubahan dengan menganalisis nilai marginal. Dengan mempertimbangkan efek tambahan dari setiap keputusan, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana dan efektif untuk mencapai tujuan kita.

Dengan kata lain, konsep marginal membantu kita untuk melihat gambaran yang lebih besar dan menganalisis pengaruh tambahan dari setiap pilihan dan tindakan kita.

Apa Itu Marginal?

Marginal adalah perubahan biaya atau pendapatan yang terjadi ketika jumlah produksi atau penjualan suatu produk ditambah atau dikurangi satu unit.

Dalam ekonomi, marginal sering digunakan untuk memaksimalkan laba perusahaan. Dalam menghitung marginal, perusahaan perlu membandingkan antara biaya tambahan yang dikeluarkan dengan pendapatan tambahan yang diperoleh untuk mengetahui apakah menambah produksi atau penjualan dapat meningkatkan keuntungan atau tidak.

Untuk lebih memahami cara menghitung marginal, simak penjelasan berikut ini.

Cara Menghitung Marginal

Untuk menghitung marginal biaya atau pendapatan, ada dua rumus yang bisa digunakan. Yaitu:

Marginal Biaya (MC)

Rumus marginal biaya adalah:

MC = (perubahan total biaya / perubahan jumlah produksi)

Contoh kasus:
Sebuah perusahaan memproduksi 100 unit barang dengan biaya total sebesar Rp 10 juta. Kemudian, perusahaan memutuskan untuk menambah produksi menjadi 101 unit barang dengan biaya total sebesar Rp 10,1 juta.

MC = (Rp 10,1 juta – Rp 10 juta) / (101 unit – 100 unit)

MC = Rp 0,1 juta / 1 unit

MC = Rp 100.000

Dalam contoh di atas, biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menambah produksi satu unit barang adalah Rp 100.000 atau MC sebesar Rp 100.000. Dengan mengetahui nilai MC, perusahaan dapat menentukan apakah menambah produksi akan menguntungkan atau tidak.

Marginal Pendapatan (MR)

Rumus marginal pendapatan adalah:

MR = (perubahan total pendapatan / perubahan jumlah penjualan)

Contoh kasus:
Sebuah perusahaan menjual 100 unit barang dengan total pendapatan sebesar Rp 20 juta. Kemudian, perusahaan memutuskan untuk menambah penjualan menjadi 101 unit barang dengan total pendapatan sebesar Rp 20,2 juta.

MR = (Rp 20,2 juta – Rp 20 juta) / (101 unit – 100 unit)

MR = Rp 0,2 juta / 1 unit

MR = Rp 200.000

Dalam contoh di atas, pendapatan tambahan yang diperoleh perusahaan dari menambah penjualan satu unit barang adalah Rp 200.000 atau MR sebesar Rp 200.000. Dengan mengetahui nilai MR, perusahaan dapat menentukan apakah menambah penjualan akan menguntungkan atau tidak.

Kesimpulan

Marginal merupakan perubahan biaya atau pendapatan yang terjadi ketika jumlah produksi atau penjualan suatu produk ditambah atau dikurangi satu unit. Dalam ekonomi, marginal sangat penting untuk membantu perusahaan dalam memaksimalkan laba. Untuk menghitung marginal, perusahaan dapat menggunakan rumus marginal biaya atau marginal pendapatan. Setelah mengetahui nilai marginal, perusahaan dapat menentukan apakah menambah produksi atau penjualan akan menguntungkan atau tidak.

Apa Itu Marginal?

Sebelum membahas lebih dalam mengenai contoh penerapan marginal di perusahaan, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu marginal. Marginal adalah sebuah istilah dalam ilmu ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi dalam suatu variabel ketika terdapat perubahan pada variabel lainnya.

Contohnya, dalam produksi sebuah pakaian, jika kita menambah 1 meter kain, maka akan meningkatkan produksi sebanyak 5 pakaian. Maka, marginal produksi adalah 5 pakaian. Demikian pula, jika perusahaan menambah 1 tenaga kerja, maka akan meningkatkan produksi sebanyak 10 pakaian. Maka, marginal produksi tenaga kerja adalah 10 pakaian.

Marginal Cost dan Marginal Revenue

Dalam bisnis, penggunaan konsep marginal biasanya digunakan dalam perhitungan marginal cost dan marginal revenue. Marginal cost adalah biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan ketika meningkatkan produksi satu unit barang atau jasa tambahan. Sedangkan, marginal revenue adalah pendapatan tambahan yang akan diterima perusahaan jika memproduksi satu unit barang atau jasa tambahan.

Dalam melakukan perhitungan marginal cost dan marginal revenue, perusahaan dapat menentukan apakah melakukan produksi tambahan masih menguntungkan atau tidak. Jika marginal cost lebih rendah dari marginal revenue, artinya perusahaan masih dapat memperoleh keuntungan dengan produksi tambahan. Namun, jika marginal cost lebih tinggi dari marginal revenue, artinya produksi tambahan tidak menguntungkan dan perusahaan sebaiknya tidak memproduksi unit tambahan tersebut.

Contoh Penerapan Marginal di Perusahaan

Untuk lebih memperjelas penerapan konsep marginal di perusahaan, berikut adalah contoh penerapan marginal pada beberapa sektor bisnis:

  • Sektor Pertanian
  • Dalam sektor pertanian, perusahaan dapat menghitung marginal cost dan marginal revenue ketika menambah satu unit lahan pertanian atau menambah satu unit pupuk tambahan. Jika marginal cost lebih rendah dari marginal revenue, maka perusahaan dapat memutuskan untuk meningkatkan produksi dengan menambah lahan pertanian atau menggunakan lebih banyak pupuk.

  • Sektor Produksi
  • Dalam sektor produksi, perusahaan dapat menghitung marginal cost dan marginal revenue ketika menambah satu unit bahan baku atau menambah satu unit tenaga kerja. Jika marginal cost lebih rendah dari marginal revenue, maka perusahaan dapat memutuskan untuk meningkatkan produksi dengan menambah bahan baku atau tenaga kerja.

  • Sektor Pelayanan
  • Dalam sektor pelayanan seperti restoran atau toko lainnya, perusahaan dapat menghitung marginal cost dan marginal revenue ketika menambah satu unit tenaga kerja atau menambah satu unit bahan makanan atau barang dagangan. Jika marginal cost lebih rendah dari marginal revenue, maka perusahaan dapat memutuskan untuk meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerja atau bahan makanan/barang dagangan.

Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep marginal dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan dan pendapatan tambahan yang dapat diperoleh perusahaan.

Kesimpulan

Marginal adalah sebuah istilah dalam ilmu ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi dalam suatu variabel ketika terdapat perubahan pada variabel lainnya. Konsep marginal dapat diterapkan pada perhitungan marginal cost dan marginal revenue yang dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Dalam beberapa sektor bisnis, seperti pertanian, produksi, atau pelayanan, perusahaan dapat menghitung marginal cost dan marginal revenue ketika mempertimbangkan produksi tambahan agar tetap bisa memperoleh keuntungan.

Perbedaan Marginal Cost dan Marginal Revenue

Bagi perusahaan, mengelola biaya dan pendapatan adalah kunci untuk menjaga keuntungan. Dalam hal ini, penting bagi kita untuk memahami apa itu marginal cost dan marginal revenue. Keduanya adalah konsep penting dalam ekonomi mikro, dan biasa digunakan dalam pengambilan keputusan bisnis.

Marginal cost adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tambahan. Ini termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, dan biaya overhead tambahan lainnya. Dalam kata lain, marginal cost mengukur perubahan biaya ketika produksi produk tambahan ditambahkan. Jadi, ini memberi tahu perusahaan berapa biaya yang harus ditanggung untuk menambahkan satu unit produk tambahan pada tingkat produksi yang sudah ada.

Sementara itu, marginal revenue adalah pendapatan tambahan yang diterima jika satu unit produk tambahan dijual. Ini merupakan perubahan pendapatan ketika satu unit produk tambahan ditambahkan ke jumlah produk yang telah dijual. Misalnya, jika sebuah perusahaan menjual 100 buah pakaian dan kemudian menjual 101 buah pakaian, maka marginal revenue dari penjualan unit ke-101 adalah pendapatan tambahan yang diterima dari penjualan unit tersebut.

Kedua konsep tersebut sangat penting bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis yang tidak hanya berkaitan dengan penentuan harga, tetapi juga dalam mengoptimalkan produksi. Namun, meskipun konsep ini berbeda satu sama lain, keduanya terkait erat dalam mengoptimalkan keuntungan perusahaan.

Pada tingkat produksi yang efisien atau optimum, perusahaan mampu menyeimbangkan biaya dan pendapatan dengan cara membandingkan marginal cost dengan marginal revenue. Perusahaan ingin memproduksi unit terakhir yang memberikan keuntungan tambahan yang sama dengan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksinya. Ini dikenal sebagai kondisi optimum atau titik keseimbangan.

Dalam hal ini, perusahaan harus memperhatikan biaya tambahan yang mungkin timbul ketika meningkatkan produksi. Semakin banyak produksi, semakin tinggi juga biayanya, dan pada titik tertentu, biaya marginal akan melebihi pendapatan marginal, yang mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan harus memutuskan pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan tambahan yang lebih besar dari biaya tambahan.

Dalam kesimpulannya, meskipun marginal cost dan marginal revenue adalah konsep yang berbeda, keduanya saling terkait dan sangat penting untuk mengoptimalkan keuntungan perusahaan. Marginal cost membantu perusahaan menghitung biaya tambahan untuk memproduksi satu unit produk tambahan, sedangkan marginal revenue membantu perusahaan menghitung pendapatan tambahan dari penjualan satu unit produk tambahan. Jika perusahaan bisa menemukan titik keseimbangan antara kedua konsep ini, maka perusahaan dapat meningkatkan keuntungan yang dihasilkan.

Apa Itu Marginal?

Marginal adalah konsep yang sangat penting dalam ilmu ekonomi. Istilah ini mengacu pada perubahan yang terjadi pada suatu variabel ketika variabel lain berubah sedikit. Konsep marginal sangat relevan dalam pengambilan keputusan bisnis, karena memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi keuntungan dan kerugian yang terkait dengan setiap keputusan. Ketika seorang ekonom atau pengusaha berbicara tentang “margin”, ia atau ia biasanya merujuk pada margin tambahan atau margin perubahan dalam suatu variabel.

Keuntungan Mempelajari Marginal

Mempelajari konsep marginal memberikan banyak manfaat dan keuntungan, terutama dalam pengambilan keputusan bisnis. Berikut beberapa alasan mengapa memahami margin sangat penting bagi perusahaan:

1. Memaksimalkan Keuntungan

Salah satu keuntungan dari memahami margin adalah kemampuan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Dengan memahami margin tambahan dari tindakan atau keputusan tertentu, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih akurat tentang bagaimana menggunakan sumber daya yang dimilikinya dan memaksimalkan keuntungan mereka secara keseluruhan.

2. Mengurangi Kerugian

Selain memaksimalkan keuntungan, memahami margin juga membantu perusahaan mengurangi kerugian. Sebagai contoh, ketika perusahaan mempertimbangkan harga yang tepat untuk produk baru, memahami margin membantu mereka menentukan harga yang membawa keuntungan dan menghindari kerugian. Dengan memperkirakan margin tambahan, perusahaan dapat menghindari situasi di mana mereka menjual produk dengan harga yang terlalu rendah.

3. Penghematan Biaya

Memahami margin juga dapat membantu perusahaan menghemat biaya. Dalam banyak kasus, pengambilan keputusan tentang produksi tambahan atau perluasan lini produk melibatkan penggunaan sumber daya tambahan. Namun, dengan memahami margin tambahan, perusahaan dapat menentukan ketersediaan sumber daya dan menetapkan tingkat produksi optimal yang menghindari penggunaan sumber daya berlebihan. Hal ini dapat membantu perusahaan menghemat biaya produksi dan meningkatkan efisiensi dengan cara yang signifikan.

4. Meningkatkan Efisiensi

Memahami margin juga sangat penting dalam meningkatkan efisiensi perusahaan. Dengan mengetahui margin tambahan dari setiap tindakan, perusahaan dapat menentukan tingkat produksi optimal, menghindari biaya tambahan yang tidak perlu, dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Sebagai contoh, memahami margin tambahan dari setiap unit produksi membantu perusahaan menetapkan tingkat produksi optimal, yang menghindari biaya produksi berlebihan dan meningkatkan efisiensi.

5. Meningkatkan Kapabilitas Perusahaan

Terakhir, memahami margin juga membantu perusahaan meningkatkan kapabilitas mereka. Dengan mengetahui margin tambahan dari setiap tindakan atau keputusan, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya mereka, meningkatkan efisiensi, memaksimalkan keuntungan, dan menghindari kerugian. Dengan meningkatkan sendiri kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik, perusahaan dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar yang semakin sengit.

Kesimpulan

Marginal adalah konsep yang sangat penting dalam ilmu ekonomi dan pengambilan keputusan bisnis. Memahami margin membantu perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan, mengurangi kerugian, menghemat biaya, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kapabilitas mereka. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk memahami konsep marginal dan menerapkannya pada pengambilan keputusan bisnis mereka sehari-hari.

Artikel Terkait