...

Apa Itu Tawasul: Pengertian, Hukum, dan Contoh dalam Islam

Salam dan salam sejahtera untuk semua pembaca setia. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas sebuah topik yang sangat penting dalam agama Islam, yaitu Tawasul. Apa itu Tawasul? Bagaimana hukumnya dalam Islam? Dan adakah contoh-contoh Tawasul yang dapat kita lakukan? Untuk menjawab semua pertanyaan di atas, mari kita pelajari bersama-sama.

Tawasul Islam

Apa Itu Tawasul

Tawasul secara bahasa berarti ta’alluq atau menghubungkan diri dengan Allah SWT. Namun, secara terminologi, tawasul dapat diartikan sebagai memohon syafaat kepada makhluk atau dengan media yang baik dan diizinkan oleh agama. Tawasul merupakan praktik yang umum dilakukan oleh umat Islam di dunia, terutama di Indonesia.

Tawasul sebenarnya sudah sering dibicarakan dalam kitab-kitab agama Islam. Dalam beberapa hadis, tawasul juga dijelaskan sebagai praktik yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu hadis yang menerangkan pentingnya tawasul adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang isinya, “Apabila engkau memohon sesuatu, maka mohonlah kepada Allah, dan apabila engkau memohon syafaat, maka mintalah melalui tawasul (menghubungkan diri).”

Tawasul Dalam Praktik Keagamaan

Tawasul menjadi sebuah praktik keagamaan yang dijalankan dalam berbagai kesempatan, terutama ketika orang membutuhkan sesuatu yang dianggap penting dalam hidupnya. Misalnya, seseorang yang ingin mendapatkan pekerjaan yang baik, belajar dengan baik di sekolah atau kuliah, maupun meminta kesembuhan ketika sakit. Dalam hal ini, tawasul dianggap sebagai media penghubung antara manusia dengan Allah SWT atau dengan makhluk lain yang dianggap berpengaruh seperti para wali, ulama, atau nabi.

Adapun ragam tawasul yang dipraktikkan, yaitu tawasul dengan memohon syafaat melalui makhluk yang dianggap mulia seperti nabi, wali, atau ulama. Selain itu, ada juga tawasul dengan memohon syafaat di tempat-tempat yang dianggap sakral atau keramat seperti kuburan, masjid, atau perkumpulan orang sholeh. Ada juga yang mempraktikkan tawasul dengan membaca doa khusus atau dengan menggunakan media tertentu seperti air wudhu, air atau bunga yang dirasakan memiliki barokah.

Kontroversi Terkait Praktik Tawasul

Terkait dengan praktik tawasul, muncul juga beberapa kontroversi di kalangan umat Islam. Ada yang menganggap tawasul sebagai bentuk syirik karena manusia memohon syafaatnya kepada selain Allah SWT. Namun, ada juga sebagian ulama yang membolehkan tawasul asal tidak meninggikan status makhluk seperti para manusia atau menghalalkan praktik-praktik tidak islami, serta tidak menyalahi ajaran Islam.

Dalam pandangan agama Islam, tawasul hanya boleh dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan ajaran islam dan tidak melanggar tata cara ibadah. Karena tawasul yang dilakukan dengan cara tidak benar dan melanggar ajaran Islam justru dapat mengarah kepada praktek-praktek merugikan dan menyesatkan.

Kesimpulan

Tawasul merupakan sebuah praktik keagamaan yang wajib dipraktikkan oleh umat Islam dengan cara yang benar dan tidak melanggar ajaran Islam. Tawasul juga dijelaskan sebagai media penghubung antara manusia dengan Allah SWT atau dengan makhluk lain yang dianggap memiliki pengaruh dalam kehidupannya. Namun, praktik tawasul ini juga harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan tata cara ibadah Islam dan tidak melanggar ajaran agama. Oleh karena itu, sebaiknya praktik tawasul dilakukan dengan memahami panduan dan tata cara yang benar agar tidak menyalahi ajaran Islam dan berujung pada praktek-praktek merugikan dan menyesatkan.

Sejarah Tawasul

Tawasul adalah praktik umat Islam yang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Praktik ini diasumsikan sebagai budaya Islam yang sah dan merujuk pada upaya manusia untuk mendekatkan diri pada Tuhan dengan meminta bantuan atau perantaraan kepada orang suci atau para Nabi Allah. Pada zaman Rasulullah SAW, praktik tawasul dilakukan oleh orang-orang yang ingin meminta pertolongan dari Rasulullah SAW atau para sahabatnya. Namun, tawasul yang dilakukan saat itu sangat sederhana dan tidak mengandung unsur adat atau kepercayaan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, praktik tawasul yang ada ditingkatkan dengan menambahkan unsur-unsur seperti meminta jasa orang suci untuk membantu memecahkan masalah atau meminta pengampunan atas dosa-dosa yang dilakukan. Namun, praktik tawasul yang dilakukan pada masa itu juga masih sederhana dan tidak melenceng dari ajaran Islam. Kemudian, pada abad ke-4 Hijriyah, muncul gerakan tasawuf yang mengajarkan praktik tawasul dengan cara yang lebih kompleks dan melibatkan unsur adat atau kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam praktik tawasul ala tasawuf, orang-orang suci dijadikan sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan. Hal ini tentunya bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa hanya Tuhan yang berhak menjadi perantara bagi umatnya.

Seiring berjalannya waktu, praktik tawasul yang dilakukan oleh umat Islam semakin berkembang. Ada yang menambahkan unsur-unsur adat atau kepercayaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, tapi ada juga yang tetap memegang teguh prinsip-prinsip Islam dalam melakukan tawasul. Meskipun begitu, praktik tawasul tetap dianggap sebagai budaya Islam yang sah, selama dilakukan dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam.

Fungsi Tawasul

Tawasul merupakan salah satu amalan yang dipraktikkan oleh umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tawasul mempunyai berbagai fungsi dalam kehidupan beragama dan dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan kepada Allah melalui wali atau orang yang dianggap mencapai derajat keagungan di hadapan-Nya. Berikut adalah beberapa fungsi tawasul yang perlu diketahui.

Memohon Pertolongan kepada Allah

Tawasul dapat dipraktikkan ketika seseorang mengalami kesulitan atau masalah dalam hidupnya. Dalam praktiknya, tawasul dilakukan dengan menjadikan para wali atau orang sholeh sebagai perantara untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT. Dengan tawasul, iman kita semakin kuat bahwa Allah SWT dapat memberikan pertolongan atas masalah yang dialami oleh kita. Namun, kita perlu diingat bahwa para wali atau orang sholeh tidaklah mempunyai kekuasaan yang sama dengan Allah SWT, melainkan mereka hanyalah perantara bagi kita untuk meminta pertolongan kepada-Nya.

Mendekatkan Diri kepada Allah

Tawasul punya peran penting untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kita might merasa lebih mudah dan terlindungi dalam melaksanakan ibadah jika kita meminta pertolongan kepada para wali atau orang sholeh. Dalam hal ini, tawasul punya kekuatan untuk membuka pintu ma’rifat kepada Allah SWT sehingga kita dapat merasakan kehadiran-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam melaksanakan sholat, misalnya, kehadiran-Nya akan membuat kita merasa tenang dan nyaman serta dapat mengerjakan sholat dengan khusyu’ dan khidmat.

Penghormatan kepada Para Wali

Tawasul dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para wali dan orang sholeh yang telah mencapai derajat yang tinggi di hadapan Allah SWT. Dalam Islam, diakui bahwa ada beberapa orang yang mendapat kedekatan khusus dengan Allah SWT, tanpa mengurangi kemuliaan dan keagungan yang dimiliki oleh-Nya. Oleh karena itu, dengan tawasul, kita mempersempit jarak antara diri kita dengan para wali dan orang sholeh. Dalam kehidupan sosial, kita harus saling menghormati dan sadar akan kedudukan serta keunggulan agama yang dimiliki oleh seseorang.

Tawasul bukanlah sesuatu yang harus dijadikan sebagai ritual yang hanya dilakukan tanpa pemahaman. Tawasul yang baik adalah ketika kita memahami akan fungsi dan makna dari tawasul itu sendiri. Maka dari itu, mari kita perbanyak ibadah tanpa mengurangi pemahaman kita dalam menjalankan ajaran keagamaan Islam.

Tawasul dalam Islam

Tawasul dalam bahasa Arab bermakna memohon syafa’at atau perantaraan kepada Allah SWT melalui sesuatu atau seseorang. Dalam Islam, tawasul diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan aturan agama dan tidak menempatkan makhluk di atas posisi Allah.

Banyak orang yang mengamalkan tawasul dalam kehidupan sehari-hari untuk memohon berkah, keberkahan, rezeki, kesehatan, dan lain sebagainya. Namun, beberapa kelompok menganggap tawasul sebagai bentuk syirik karena mereka menggunakan benda-benda atau orang lain sebagai perantara untuk memohon kepada Allah SWT. Oleh karena itu, pemahaman yang benar tentang tawasul diperlukan agar tidak terjebak pada kesalahan pemahaman.

Macam-macam Tawasul

Ada beberapa macam tawasul yang dikenal dalam Islam, antara lain sebagai berikut:

1. Tawasul dengan Nama atau Sifat Allah SWT

Yaitu dengan mengajukan permohonan kepada Allah SWT dengan menyebutkan nama atau sifat Allah yang Dia sendiri menyebutkannya dalam Al-Quran dan Hadist. Contohnya, dengan mengatakan “Ya Rahman, Ya Rahim”, yang berarti “Wahai Allah Yang Maha Penyayang, Maha Pengasih”.

2. Tawasul dengan Amal Saleh

Yaitu dengan menyebutkan amal saleh yang pernah dilakukan, seperti shalat, puasa, atau sedekah. Dalam hal ini, orang mengajukan permohonan kepada Allah SWT dengan mengatakan “Ya Allah, sesungguhnya aku ini hambamu yang telah melakukan amal saleh, tolonglah berikan keberkahan pada kami”.

3. Tawasul dengan Perantara

Yaitu dengan mengajukan permohonan kepada Allah SWT melalui perantara, seperti Nabi Muhammad SAW, para sahabat, atau ulama yang telah diakui kemuliaannya. Dalam hal ini, orang berharap agar perantara tersebut dapat memberikan syafaat atau permohonan mereka diterima oleh Allah SWT.

4. Tawasul dengan Objek

Yaitu dengan mengajukan permohonan kepada Allah SWT melalui objek, seperti air zam-zam, pem Imam Ali As dan lain-lain. Dalam hal ini, orang berharap agar objek tersebut dapat memberikan keberkahan atau permohonan mereka diterima oleh Allah SWT.

Namun, perlu diingat bahwa mengajukan permohonan dengan objek secara langsung atau memuja objek adalah bentuk kesyirikan yang dilarang dalam Islam.

Selain itu, Dalam Islam, tawasul hanya diperbolehkan jika tidak bertentangan dengan aturan agama dan tidak menempatkan makhluk di atas posisi Allah. Orang tidak boleh berharap bahwa Allah SWT akan memberikan apa yang tidak diinginkan. Dalam kasus ini, tawasul diasumsikan sebagai sarana untuk memohon kepada Allah SWT dan bukan sebagai kekuatan mandiri yang dapat memenuhi keinginan orang tanpa pertolongan Allah SWT.

Penutup

Jadi, tawasul adalah amalan sunnah dalam Islam yang memperbolehkan kita untuk memohon syafa’at atau perantaraan kepada Allah SWT melalui sesuatu atau seseorang yang diakui kemuliaannya dalam agama. Namun, perlu diingat bahwa tawasul hanya diperbolehkan jika tidak bertentangan dengan aturan agama dan tidak menempatkan makhluk di atas posisi Allah. Selain itu, pengajuan permohonan dengan objek secara langsung atau semacam bentuk penghormatan kepada benda-benda tertentu adalah kesyirikan yang harus dihindari. Oleh sebab itu, pemahaman yang benar tentang tawasul sangat penting bagi umat Islam untuk memperkuat keyakinan dan kepatuhan mereka terhadap Allah SWT.

Apa itu Tawasul?

Tawasul adalah suatu bentuk doa yang biasa dilakukan oleh umat Islam sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tawasul dilakukan dengan memohon syafaat kepada Nabi Muhammad SAW atau para wali yang diakui oleh agama Islam. Dalam bahasa Arab, “tawasul” artinya adalah “meminta wasilah” atau “bersandar pada”.

Konsep Tawasul dalam Islam

Konsep tawasul telah lama dikenal dalam agama Islam dan dipraktikkan oleh para ulama sejak zaman Rasulullah SAW. Konsep ini didasarkan pada sifat rahmat dan kasih sayang Allah SWT yang menghendaki umat manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara-cara yang diperbolehkan oleh agama.

Dalam Islam, tawasul dianggap sebagai suatu amalan yang mulia dan dianjurkan untuk dilakukan, terutama dalam menghadapi kesulitan dan masalah kehidupan. Dalam tawasul, umat Islam memohon syafaat dan bantuan kepada Allah SWT melalui orang-orang suci yang diakui kebenarannya oleh agama.

Macam-macam Tawasul dalam Islam

Terdapat beberapa macam tawasul dalam Islam. Di antaranya adalah tawasul dengan pahala amal ibadah, tawasul dengan asma Allah, tawasul dengan hadiah dan peristiwa-peristiwa besar, dan tawasul dengan orang suci. Namun, yang paling umum dan dikenal oleh sebagian besar umat Islam adalah tawasul dengan orang suci.

Contoh Praktik Tawasul

Contoh praktik tawasul yang sah di antaranya memohon syafaat kepada Nabi atau wali yang diakui oleh agama Islam dan melakukan tawasul dengan pahala amal ibadah. Salah satu contoh tawasul dengan pahala amal ibadah adalah ketika seseorang memohon kepada Allah SWT melalui amal ibadah yang selalu ia pelajari, seperti shalat, puasa, bersedekah, dan membaca al-Quran. Tawasul dengan amal ibadah bertujuan untuk memohon ampunan dan rahmat Allah SWT atas kebaikan yang telah dikerjakan seseorang.

Contoh tawasul dengan orang suci adalah ketika seseorang memohon syafaat atau bantuan kepada Nabi Muhammad SAW atau para wali seperti Habib Ali bin Abdurrahman Alatas, Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, atau lainnya. Dalam tawasul ini, seseorang memohon dilindungi dari kejahatan dan mendapat pengampunan dosa serta keberkahan dalam segala urusan kehidupannya.

Namun, dalam praktik tawasul dengan orang suci, seseorang harus tetap berikhtiar dan berusaha serta tidak menyekutukan Allah SWT dengan orang yang dijadikan tawasul. Sebagai manusia, kita hanya bisa mengajukan permohonan kepada Allah SWT melalui wasilah orang-orang suci, namun penentuannya tetap berada di tangan-Nya.

Keutamaan Tawasul

Tawasul memiliki keutamaan yang sangat penting dalam agama Islam. Dalam tawasul, umat Islam diajarkan untuk takut kepada Allah SWT, beriman kepada-Nya, beramal saleh, dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya. Tawasul juga memperlihatkan rasa syukur dan ketaatan kita kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa dan Mahasuci.

Dalam beberapa hadis, tawasul termasuk amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu, para ulama dan tokoh agama sering mengajarkan praktik tawasul sebagai salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan dan rahmat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.

Namun seiring waktu di usia kemudian, Nabi Muhammad SAW melarang umatnya untuk melakukan tawasul dengan kuburan. Sebab tawasul dengan kuburan berpotensi akan mengakibatkan syirik yang besar kepada Allah Swt.

Kesimpulan

Tawasul adalah suatu bentuk doa dan dzikir yang dilakukan oleh umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memohon syafaat kepada Nabi atau orang-orang suci. Konsep tawasul dikembangkan berdasarkan ajaran Islam yang menekankan pentingnya keimanan, ketaatan, dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam praktik tawasul, umat Islam diajarkan untuk selalu berikhtiar dan berusaha serta memohon rahmat dan ampunan Allah SWT dalam segala urusan kehidupan.

Artikel Terkait