Hasil Kongres Pemuda I adalah:
1. Mengusulkan agar semua perkumpulan pemuda bersatu dalam organisasi pemuda Indonesia.
2. Mengakui dan menerima cita-cita untuk mewujudkan persatuan Indonesia (meskipun dalam hal ini masih belum jelas).
3. Adanya upaya untuk menghilangkan pandangan adat, sifat kedaerahan yang kolot, dan sebagainya.
4. Mempersiapkan diselenggaranya Kongres Pemuda ke II.
Hasi Kongres Pemuda II adalah:
1. Menyepakati seluruh organisasi kepemudaan di Indonesia.
2. Mengikrarkan Sumpah Pemuda.
Pembahasan
Kongres pemuda adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyatukan rasa kesatuan dan persatuan, serta menanmkan rasa cinta tanah air antar organisasi pemuda Indonesia.
Kongres Pemuda I dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta). M. Tabrani menjabat sebagai ketua, dan sumarto sebagai wakilnya . Adapun tujuan kongres ini adalah untuk memperkuat rasa kesatuan dan persatuan pemuda. Namun dalam kongres yang pertama ini belum terwujud disebabkan karena sebagian besar pemuda Indonesia mempunyai rasa kedaerahan yang masih sangat kental, dan sulit untuk menerima masukan. Pada bulan September tahun 1926 para pelajar dari berbagai daerah mendirikan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)di Jakarta. PPPI bertujuan memperjuangkan Indonesia merdeka. Kongres Pertama membahas bahasa persatuan. Mohammad Yamin mengusulkan bahasa Melayu. Tetapi penamaan “Bahasa Melayu”, namun Tabrani Soerjowitjitro mengkritik usulan tersebut, dia beranggapan bahwa nusa itu bernama Indonesia, bangsa itu bernama Indonesia, maka bahasa itu harus disebut bahasa Indonesia dan bukan bahasa Melayu, walaupun unsur-unsurnya Melayu.
Kongres Pemuda II
Kongres pemuda kedua diadakan pada tanggal 27 Oktober- 28 Oktober 1928 yang diadakan di Jakarta, Kongres Pemuda 2 ini dipimpin oleh Soegondo Djojopoespito dari PPPI sebagai pimpinan acara. Pada Kongres Pemuda 2 inilah didapatkan hasil yang penting yakni Sumpah Pemuda. Penyelenggaraan Kongres Pemuda Dua ini dilakukan di tiga tempat yang berbeda dan terdiri dari tiga pertemuan.
Pertemuan Pertama
Pada tanggal 27 Oktober tahun 1928, bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond di Waterlooplein. Pada pidato penyambutan oleh Sugondo Djojopuspito sebagai pimpinan panitia, berkeinginan supaya acara ini bisa meningkatkan semangat persatuan di hati pemuda-pemuda.
Menurut Sugondo Djojopuspito persatuan indonesia dapat ditingkatkan melalui 5 hal, yaitu sejarah, bahasa, hukum, budaya, pendidikan, dan tekad.
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua ini diadakan hari Ahad 28 Oktober 1928, betempat di Gedung Oost-Java Bioscoop. dalam pertemuan ini didiskusikan mengenai problem seputar pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro menyampaikan opini tentang keharusan setiap anak memperoleh pendidikan kebangsaan.
Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga ini merupakan acara penutupan, bertempat di Gedung Indonesische Clubgebouw yang berada di Jalan Kramat Raya No 106. Pada acara penutupan ini Sunario memaparkan bahwa selain gerakan kepanduan, sifat nasionalisme dan demokrasi adalah sesuatu yang penting.
Pada akhir acara pra-penutup di putarkan lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman dengan iringan biola dan tanpa syair.