Berapa Hari Selapan Itu?

Selamat datang pembaca! Apakah kamu pernah mendengar istilah “Selapan” dan bertanya-tanya apa artinya? Selapan adalah kata dalam bahasa Jawa yang merujuk pada angka delapan hari atau seminggu. Adat Jawa memiliki banyak tradisi yang berkaitan dengan Selapan, mulai dari Selapanan hingga Selapanan Putri. Namun, apa sebenarnya Selapan yang dimaksud dan bagaimana asal mula adat tersebut? Yuk, kita cari tahu lebih dalam mengenai Berapa Hari Selapan Itu?

Apa Arti Selapan Itu Berapa Hari?

Ketika seorang bayi lahir di Indonesia, ada tradisi kuno yang masih dipraktikkan oleh banyak orang tua. Selapan, atau yang juga dikenal sebagai tujuh belasan, adalah tradisi yang dilakukan 35 hari setelah kelahiran bayi, bukan 8 hari seperti yang sering dipersepsikan orang. Walaupun tujuh adalah angka yang sering dikaitkan dengan selapan, namun selapan pada kenyataannya adalah 35 hari.

Tradisi selapan berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia. Namun, secara umum, selapan sering kali diadakan sebagai upacara adat keluarga yang bertujuan untuk merayakan kelahiran bayi dan memberikan ucapan terima kasih kepada Tuhan dan orangtua bayi. Tradisi selapan sendiri dilakukan karena ada keyakinan bahwa bayi pada usia 35 hari mulai mengembangkan daya tahan tubuh, sehingga dipercaya bahwa bayi dalam kondisi yang lebih kuat dan sehat pada usia itu.

Apa yang Terjadi Selama Tradisi Selapan?

Selapan adalah upacara keagamaan yang melibatkan pemberian doa dan persembahan kepada Tuhan. Acara ini juga melibatkan orang tua bayi, kerabat, tetangga dan community leader sebagai bentuk dukungan mereka kepada bayi yang baru lahir. Pada saat upacara selapan, dilakukan sembahyang yang dipimpin oleh seorang pemuka agama. Dilakukan juga pembagian makanan kepada tamu undangan sebagai bentuk syukur dan sebagai bentuk perayaan.

Mengapa Tradisi Selapan Penting?

Tradisi selapan sangat penting bagi Orang Indonesia sebagai bentuk penghormatan pada buah hati yang baru lahir. Kelahiran bayi adalah peristiwa sangat penting bagi keluarga Indonesia, dan selapan merupakan cara untuk merayakan kebahagiaan kelahiran tersebut. Selain itu, selapan juga dianggap sebagai suatu ungkapan syukur keluarga atas keberhasilan dan kekuatan bayi yang baru lahir dalam menghadapi masa-masa kesulitan dalam hidupnya.

Selapan juga membuka jalan bagi keluarga untuk mempererat tali persaudaraan dan hubungan sosial. Momen ini dilakukan sebagai bentuk dukungan dari saudara dalam keluarga ataupun tetangga dan kolega dalam lingkungannya. Melalui tradisi selapan, keluarga dapat merayakan peristiwa penting ini dengan penuh kebahagiaan dan kebersamaan.

Betapa Pentingnya Tradisi Selapan bagi Keluarga?

Bagi keluarga Indonesia, tradisi selapan adalah upacara keagamaan dan budaya penting yang dilakukan untuk merayakan kelahiran bayi yang baru lahir. Selapan memberi kesempatan pada keluarga dan teman-teman untuk memberikan sambutan ke dalam keluarga dan untuk menjalin hubungan sosial dalam lingkungan mereka.

Tradisi selapan juga memberikan kesempatan pada orang tua dan pamannya untuk bersyukur dan memohon berkat pada Tuhan atas kelahiran bayi baru mereka. Selapan juga dipercaya bisa membawa keberuntungan dan kesuksesan pada masa depan bayi yang baru lahir.

Selapan juga merupakan momen penting dalam kehidupan keluarga Indonesia di mana keluarga dapat berkumpul dan merayakan momen penting bersama dengan kebahagiaan dan kebersamaan yang dilaksanakan. Semoga tradisi selapan dapat terus terjaga dan diwariskan dari generasi ke generasi, sebagai bagian dari warisan budaya yang sangat indah di Indonesia.

Asal Usul Tradisi Selapan

Tradisi Selapan adalah salah satu tradisi yang berasal dari budaya Jawa. Dalam Bahasa Jawa, Selapan berarti delapan, yang diambil dari angka delapan hari setelah kelahiran seorang bayi. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk syukur dan permohonan keselamatan untuk sang bayi serta sebagai rasa terima kasih atas karunia yang telah diberikan oleh Tuhan YME. Seiring waktu, tradisi Selapan kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan menjadi satu budaya di Indonesia.

Berdasarkan kepercayaan masyarakat Jawa, Selapan ini sangat penting karena menandakan usia kebangkitan roh bayi dari keadaan tidak berdaya menjadi mampu hidup mandiri. Selain itu, Selapan juga sebagai upaya untuk melindungi bayi dari bala atau malapetaka, yang dapat menimpa bayi dalam rentang masa peralihan. Tradisi Selapan ini dilakukan dengan cara mengundang saudara, keluarga, dan kerabat untuk berkumpul di rumah orang tua bayi yang baru lahir. Biasanya, pemilik rumah akan menyediakan makanan dan minuman sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada para tamu, yang berbeda-beda tergantung pada budaya masyarakat setempat.

BACA JUGA:   Apa Itu EDC dan Kenapa Penting untuk Dimiliki?

Perbedaan Tradisi Selapan di Setiap Daerah di Indonesia

Setiap daerah di Indonesia memiliki cara yang berbeda dalam menjalankan tradisi Selapan. Sebagai contoh, di Jawa Tengah, tradisi Selapan dilakukan dengan cara membuat ‘tumpeng delapan’ yaitu tumpeng yang memiliki tiga lapisan nasi, dan di hias dengan aneka macam lauk seperti ayam, telur, rendang, sampai sayuran. Kemudian, tumpeng itu akan diarak menuju ke rumah orang tua bayi. Selain itu, di Jawa Timur, tradisi Selapan dilakukan dengan cara membuat menu makanan khas Jawa Timur seperti rujak cingur, soto ayam, nasi krawu, dan lain-lain sebagai hidangan untuk para tamu.

Sedangkan di Sumatera Utara, tradisi Selapan biasa disebut ‘Pasambahan’ dimana keluarga dan kerabat akan menyiapkan hidangan khas Sumatera Utara seperti nasi goreng, mi goreng, sate Padang, dan kerupuk udang sebagai hidangan untuk tamu. Tradisi Selapan yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia, menjadi bagian dari keragaman budaya Indonesia yang indah dan perlu dilestarikan sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Arti Penting Tradisi Selapan

Tradisi Selapan memegang arti penting dimana selain sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi dan doa untuk keselamatan dan pertumbuhan bayi, Selapan juga sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga, saudara, dan kerabat. Selain itu, Selapan juga sebagai upaya untuk mengenalkan budaya dan nilai-nilai positif kepada sang bayi, sejak awal kehidupannya. Dalam era globalisasi seperti sekarang, tradisi Selapan juga menjadi wadah untuk mengenalkan keanekaragaman budaya di Indonesia.

Sebagai seorang anak bangsa Indonesia, kita harus tetap memperhatikan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal kita dengan menjaga dan melestarikannya. Salah satu caranya adalah dengan melestarikan tradisi Selapan sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Oleh karena itu, mari kita jaga warisan budaya ini agar tetap lestari dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari jati diri dan keberagaman budaya Indonesia.

Apa itu Selapan?

Selapan adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, selapan ini adalah upacara untuk merayakan tiga puluh hari kelahiran bayi. Selapan ini adalah tradisi yang dianggap sangat penting di Indonesia dan selalu diadakan di seluruh daerah yang ada di Indonesia.

Mengapa Selapan Begitu Penting?

Selapan dianggap penting dalam budaya Indonesia karena ini adalah upacara yang menandakan bayi tersebut telah selesai melalui masa kritis atau masa rentan terhadap penyakit yang biasanya terjadi pada sepuluh hari pertama. Selain itu, selapan juga dianggap sebagai momentum untuk merayakan kedatangan bayi baru di keluarga.

Bagaimana Tradisi Selapan Dilakukan?

Tradisi Selapan dilakukan dengan mengundang sanak saudara dan tetangga untuk berkumpul serta berdoa bersama untuk bayi dan ibunya. Sementara itu, ayah bayi harus melaksanakan shalat sunah berjamaah dan memberikan hadiah kepada orang yang mendoakan anaknya. Selain itu, selapan juga dihiasi dengan berbagai macam makanan dan minuman untuk diberikan kepada tamu yang hadir.

Selapan juga merupakan acara yang penting untuk membicarakan nama yang akan diberikan kepada bayi. Waktu yang tepat untuk memberi nama bayi adalah lima hari setelah selapan, dan ini adalah kesempatan bagi keluarga untuk berkumpul dan memilih nama yang sesuai.

Kesimpulan

Selapan adalah tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Selapan dianggap sebagai upacara yang dapat membawa keberuntungan bagi bayi yang baru lahir dan juga sebagai kesempatan bagi keluarga untuk berkumpul dan merayakan datangnya anggota baru dalam keluarga. Selapan juga menjadi moment yang tepat untuk memberikan nama kepada bayi yang baru lahir.

Makna Filosofis dari Tradisi Selapan

Tradisi Selapan adalah salah satu tradisi Jawa yang mengajarkan tentang penghormatan terhadap kelahiran bayi baru dan peran keluarga dalam mendidik dan membimbing sang bayi. Selapan itu sendiri juga memiliki makna filosofis yang mendalam dan dapat mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada kita semua. Berikut ini adalah beberapa makna filosofis dari tradisi Selapan:

1. Simbol Perjalanan Kehidupan

Perjalanan hidup manusia dapat diibaratkan seperti perjalanan bayi yang baru lahir. Bayi yang baru lahir akan melewati banyak fase dan tahap dalam hidupnya, mulai dari fase pertumbuhan dan perkembangan hingga fase pencapaian dan keberhasilan. Di tradisi Selapan, selapan dilakukan untuk menghormati perjalanan hidup sang bayi yang baru lahir sehingga perjalanan hidupnya bisa dipenuhi dengan banyak cinta, kebahagiaan, dan keberhasilan.

BACA JUGA:   cara menghitung pecahan tambahan

2. Menghormati Kehidupan Baru

Menghormati kehidupan baru adalah nilai utama yang diajarkan oleh tradisi Selapan. Bayi yang baru lahir dianggap sebagai anugerah yang datang dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, keluarga dan masyarakat sekitar perlu memberikan penghormatan dan perhatian khusus terhadap kehadiran sang bayi tersebut. Dalam tradisi Selapan, selapan dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan perhatian terhadap kehidupan baru tersebut.

3. Semangat Gotong Royong dan Keharmonisan Keluarga

Selapan juga mengajarkan tentang semangat gotong royong dan keharmonisan keluarga. Tradisi Selapan melibatkan banyak orang, mulai dari keluarga dekat hingga tetangga dan sahabat. Ini menunjukkan bahwa acara Selapan bukan hanya perkara keluarga, melainkan juga perkara komunitas. Dalam melaksanakan Selapan, terjalinlah kebersamaan, kerjasama, dan semangat gotong royong antaranggota keluarga dan komunitas sekitar.

4. Menghargai Peran Keluarga dalam Membentuk Karakter Sang Bayi

Adanya selapan, di mana keluarga dan masyarakat berkumpul untuk merayakan kelahiran sang bayi, juga menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter dan kepribadian sang bayi. Keluarga memiliki andil besar dalam membimbing anak-anaknya sehingga tumbuh menjadi pribadi yang baik dan mandiri. Selapan dapat menjadi momen yang tepat bagi keluarga untuk menghargai peran mereka dalam membentuk karakter sosial dan kepribadian sang bayi.

Dalam kesimpulannya, tradisi Selapan bukan hanya sekadar acara keluarga dalam rangka merayakan kelahiran bayi baru. Selapan memiliki makna filosofis dan mengajarkan beberapa nilai-nilai penting dalam kehidupan manusia, antara lain tentang penghormatan terhadap kehidupan baru, semangat gotong royong dan keharmonisan keluarga, serta pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter sang bayi. Dalam menjalani hidup, mari belajar menghargai dan memperhatikan makna filosofis dari tradisi-tradisi budaya yang ada.

Sejarah dan Makna tradisi Selapan

Tradisi Selapan adalah tradisi yang dilakukan pada bayi baru lahir di suku Jawa. Selapan berasal dari bahasa Jawa yaitu “sela” yang berarti lima dan “pangkep” yang berarti posisi. Dengan demikian, selapan berarti lima posisi, yang mencerminkan usia bayi lima hari. Tradisi ini dilakukan karena dalam agama Jawa menganggap bahwa lima hari adalah usia penting bagi bayi baru lahir. Selapan memiliki makna yang dalam, yaitu memberikan doa agar bayi diberikan kesehatan, kecantikan, kecerdasan, serta dilindungi dari akan hal buruk.

Proses Tradisi Selapan

Proses tradisi Selapan dimulai dengan melakukan persiapan seperti memasak nasi kuning, jamuan makanan serta memanggil sesepuh. Sesepuh yang biasanya akan melakukan doa di rumah bayi tersebut dan memohon kepada Tuhan agar bayi tersebut sehat dan dilindungi selalu dari kejahatan. Setelah persiapan selesai, maka dimulailah proses pemberian makanan pada bayi, yaitu nasi kuning dan aneka makanan lain yang ditawarkan pada tamu yang hadir, biasanya orangtua, keluarga serta tetangga sekitar. Proses pemberian makanan dianggap penting karena nasi kuning melambangkan kesehatan dan tanggung jawab terhadap kebahagiaan anak. Tradisi Selapan masih dilakukan oleh masyarakat sampai saat ini dengan tetap memegang teguh tradisi adat.

Perkembangan Tradisi Selapan di Era Digital

Di era digital seperti sekarang, tradisi Selapan tetap dilakukan meskipun dalam bentuk yang berbeda. Karena pandemi Covid-19, tradisi Selapan sering dilakukan melalui video call. Hal ini dikarenakan adanya pembatasan sosial sehingga keluarga yang berada di luar daerah bisa tetap berpartisipasi dalam prosesi Selapan secara virtual. Tidak hanya melalui video call, perkembangan teknologi juga memudahkan para orangtua untuk membuat undangan digital atau melibatkan banyak orang melalui media sosial. Biasanya, orang tua akan membuat status atau story Instagram yang menjelaskan tentang perkembangan si bayi mulai dari lahir hingga mencapai usia Selapan. Orang tua juga tidak perlu khawatir tentang persiapan jamuan yang lebih sulit, karena biasanya makanan yang disajikan tetap pada nasi kuning dan sejenisnya. Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran dalam menjaga adat dan budaya Jawa yang mungkin akan tergeser akibat perkembangan teknologi yang terus berkembang.

Mempertahankan Adat dan Budaya

Hal yang perlu diingat adalah pentingnya melestarikan adat dan budaya kita. Melalui tradisi Selapan, anak-anak dapat diajarkan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik. Adat dan budaya Indonesia juga penting dijaga dan dilestarikan sebagai identitas nasional dan kekayaan budaya bangsa. Kita harus dapat memadukan antara nilai-nilai adat dan budaya dengan perkembangan teknologi di era digital agar tidak menjadikan teknologi sebagai pengganti nilai-nilai adat dan budaya. Keberhasilan sebuah negara juga dinilai dari keberhasilan dalam mempertahankan adat dan budayanya.

BACA JUGA:   Fujoshi: Fenomena Populer di Kalangan Perempuan

Kesimpulan

Tradisi Selapan merupakan tradisi penting bagi masyarakat Jawa sejak jaman dahulu hingga saat ini. Meskipun dalam era digital, tradisi ini tetap dilakukan dengan bentuk yang berbeda. Namun, pentingnya mempertahankan adat dan budaya sebagai identitas nasional agar generasi selanjutnya dapat memahami nilai-nilai kehidupan yang baik yang terkandung dalam adat dan budaya kita. Pentingnya menghargai dan menjaga adat dan budaya tradisional Indonesia menjadi tanggung jawab kita semua. Dengan demikian, kita akan memiliki negara yang kuat dan berwawasan kebudayaan.

Artikel Terkait